
Jika sebelumnya Hipwee sempat membahas tentang Tips Ampuh Atasi Syndrome Pasca-Lebaran yang lebih akrab bagi para perantau, kini saatnya kita melihat kisah dari sisi lain—mereka yang tetap tinggal di kampung halaman
Pernahkah kalian membayangkan bagaimana rasanya menjadi yang ditinggalkan?
Post-Eid Blues ternyata bukan hanya milik mereka yang kembali ke perantauan. Ada keheningan yang tak terucap dari mereka yang melepas kepergian di stasiun, terminal, atau bandara. Senyum yang dipaksakan, mata yang berkaca-kaca, lambaian tangan yang perlahan melemah, dan rumah yang kembali sunyi saat pintu tertutup.
Kali ini, kita akan membahas cara agar kesepian itu tak berubah menjadi luka yang diam-diam mereka tanggung sendiri.
ADVERTISEMENTS
Apa Itu Post-Eid Blues?
Post-Eid Blues adalah istilah tidak resmi yang menggambarkan perasaan sedih, kosong, dan kehilangan setelah masa Idulfitri berakhir. Kondisi ini sering dikaitkan dengan perantau yang kembali ke rutinitas, tetapi nyatanya juga dirasakan oleh para orang tua yang kembali sendiri setelah anak-anak mereka pulang ke kota.
Akun Twitter @romeogadungan pernah membagikan curahan hati yang menyentuh banyak orang:
“Hari ini bokap ngirim video kamar-kamar di rumah yang sudah kembali kosong. Anak-anaknya sudah kembali merantau. Dia kembali kesepian. “Ayah idupin AC dua kamar kosong di bawah biar kayak ada orang yang tidur di sana..” Post-eid blues is real.’” — @romeogadungan
Unggahan ini mendapat respons luar biasa—lebih dari 600 komentar, 11 ribu retweet, 72 ribu like, dan 2,6 ribu bookmark. Banyak yang berbagi kisah serupa tentang perpisahan yang tak pernah benar-benar mudah.
ADVERTISEMENTS
Mengapa Orang Tua Merasa Sunyi Setelah Lebaran?
Selama Ramadan dan Idulfitri, rumah kembali menjadi pusat kebersamaan keluarga. Semua anak berkumpul, makan bersama, salat berjamaah, dan berbagi nostalgia maupun canda tawa. Namun, momen itu nyatanya hanya sementara.
Setelah liburan usai, anak-anak kembali ke rutinitas masing-masing: bekerja, kuliah, atau merantau. Rumah yang tadinya penuh kehangatan mendadak terasa dingin dan kosong.
Fenomena ini berkaitan erat dengan Empty Nest Syndrome, yaitu kondisi psikologis yang dialami orang tua ketika anak-anak mereka tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah.
“Empty Nest Syndrome adalah kondisi psikologis yang terjadi ketika orang tua mengalami perasaan sedih, kesepian, dan kehilangan tujuan setelah anak-anak mereka meninggalkan rumah.
Sumber: PubMed
Dampaknya pun bisa beragam, mulai dari: Perasaan kesepian dan kehilangan makna, Penurunan semangat hidup, Stres dan kecemasan, Depresi ringan hingga berat serta Kurangnya motivasi untuk bersosialisasi.
Namun, ada cara untuk mencegah agar kesepian ini tidak semakin dalam.
ADVERTISEMENTS
7 Rahasia Atasi Post-Eid Ble Untuk Orangtua.
ADVERTISEMENTS
1. Jaga Komunikasi Secara Rutin
Buat jadwal panggilan video atau telepon mingguan. Kadang, mereka hanya butuh mendengar suaramu untuk merasa lebih tenang jika tahu kalau anaknya di luar sana bisa menjalani hidup dengan baik.
ADVERTISEMENTS
2. Kirim Foto & Cerita Keseharian
Jangan hanya menghubungi mereka saat butuh sesuatu saja. Biasakan untuk mengirimkan kabar kecil yang mungkin menurutmu tidak terlalu penting, tapi bagi mereka sangatlah penting. Seperti, foto makan siang, atau cerita lucu di kantor. Hal sederhana ini bisa membuat mereka merasa tetap terhubung dan tidak terpisah dengan anak-anak mereka.
ADVERTISEMENTS
3. Ajak Orang Tua Aktif di Komunitas
Dorong mereka untuk ikut pengajian, arisan, atau kegiatan sosial lainnya yang membuatnya punya banyak kegiatan lain yang mengisi kesepian. Semakin aktif, semakin minim rasa kesepian mereka dan tentunya membuat mereka tidak hanya bahagia secara mental, namun juga sehat secara fisik.
4. Buat Kunjungan Mendadak
Tak harus menunggu Lebaran untuk pulang ke kampung halaman. Sesekali, buatlah kejutan kecil dengan mengambil cuti dan pulang di akhir pekan. Tak perlu lama, yang penting bermakna.
5. Beri Kesempatan untuk Merasa Dibutuhkan
Tanyakan resep favorit mereka, minta saran soal pekerjaan, atau sekadar curhat. Ini akan membuat mereka merasa tetap berperan dalam hidupmu meskipun kamu sudah mandiri dan terpisah dari mereka.
6. Manfaatkan Media Sosial dengan Positif
Jika orang tua aktif di WhatsApp atau Facebook, gunakan untuk berbagi kabar dan humor ringan. Tapi, batasi akses mereka terhadap berita negatif yang bisa memicu kecemasan.
7. Ungkapkan Perasaan dengan Tulus
Jangan ragu untuk mengucapkan, “Ma, Pa … atau Pak, Bu … terima kasih selalu menunggu aku pulang dan menanyakan kabarku.” Kata-kata sederhana ini bisa menjadi obat bagi kesunyian mereka, mengingatkan bahwa kehadiran mereka tetap berarti dalam hidup kalian
Pada akhirnya, lebaran bukan sekadar tentang pulang secara fisik, tapi juga pulang secara batin. Kita pulang untuk mengisi hati mereka, bukan sekadar mengisi rumah. Dan meskipun kita harus kembali ke rutinitas di kota, jangan biarkan mereka kembali di kesunyian yang sama.
Karena terkadang, kesedihan yang paling dalam bukan ada pada mereka yang di kota, melainkan yang tinggal di kampung halaman.
“Kamu sedih karena harus kerja lagi. Tapi pernahkah kamu membayangkan betapa sedihnya orang tuamu yang harus kembali sendiri?”
Mari jadikan pulang sebagai rutinitas kecil, tak hanya saat Lebaran.